
Jakarta — Kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia di bidang peternakan dan kesehatan hewan semakin diperkuat melalui pertemuan daring yang digelar pada Rabu, 15 Januari 2025. Pertemuan yang bertajuk Animal and Animal Products Technical Meeting ini dibuka oleh Agung Suganda, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan dihadiri Akma binti Ngah Hamid, Director General of Veterinary Services, Ministry of Agriculture and Food Security Malaysia. Pertemuan ini menandai tonggak penting dalam mempererat hubungan kedua negara di sektor yang vital bagi perekonomian keduanya.
Agung Suganda menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal dalam kerja sama yang lebih strategis. "Pertemuan ini membuka peluang besar untuk meningkatkan kolaborasi dalam bidang perdagangan, produksi ternak, dan pengendalian kesehatan hewan," ujar Agung. Ia juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali hubungan bilateral yang sempat terhenti sejak 2017 melalui Joint Working Group of Agriculture, sebuah platform yang menghubungkan kedua negara dalam kerangka kerja sama pertanian.
Salah satu agenda utama pertemuan ini adalah membahas pengendalian penyakit hewan yang menjadi tantangan bersama. Indonesia dan Malaysia saling memperbarui informasi mengenai situasi terkini penyakit hewan, seperti African Horse Sickness, African Swine Fever (ASF), Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), serta Avian Influenza (AI). Malaysia juga memberikan informasi terbaru tentang status Rabies di Sarawak, sementara Indonesia menyampaikan upayanya dalam menangani berbagai penyakit yang berdampak pada sektor peternakan.
Akma binti Ngah Hamid mengapresiasi inisiatif pertemuan ini, yang menurutnya sangat penting untuk saling berbagi pengalaman dan informasi guna menghadapi tantangan bersama. "Kami sangat menghargai upaya Indonesia dalam menyelenggarakan pertemuan ini sebagai langkah nyata memperkuat kerja sama di sektor peternakan dan kesehatan hewan. Kolaborasi ini tidak hanya akan mendukung sektor peternakan kedua negara, tetapi juga mempererat hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia," kata Akma.
Selain isu kesehatan hewan, pertemuan ini juga membahas berbagai hal terkait perdagangan produk peternakan. Salah satu yang menjadi fokus adalah pembukaan kembali ekspor kambing dan domba antara Indonesia dan Malaysia, serta perkembangan persetujuan ekspor produk susu dan telur tetas dari Indonesia. Kedua negara juga mengupas mengenai akses pasar untuk produk peternakan bernilai tambah dan membahas persyaratan ekspor-impor serta mekanisme teknis lainnya untuk memperlancar perdagangan produk hewan.
Agung Suganda berharap pertemuan ini tidak hanya menghasilkan pemahaman bersama mengenai tantangan yang ada, tetapi juga menciptakan mekanisme yang lebih cepat dalam implementasi kerja sama di lapangan. "Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini memberikan hasil nyata yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Kami optimis bahwa dengan kerja sama ini, sektor peternakan akan semakin maju dan memberikan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakat di kedua negara," ungkap Agung.
Pertemuan ini juga menjadi momentum untuk melanjutkan pembicaraan lebih lanjut melalui tatap muka di masa mendatang, guna mendalami isu-isu strategis lainnya. Dalam jangka panjang, kedua negara berharap dapat memperkuat pengawasan kesehatan hewan, mengatasi masalah perdagangan, serta meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan sektor peternakan yang berkelanjutan.
Dengan pertemuan ini, Indonesia dan Malaysia kembali menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan di sektor peternakan dan kesehatan hewan, sekaligus mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin sekian lama.