Blitar, Jawa Timur – Upaya mendorong hilirisasi komoditas peternakan terus digalakkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan dan memberikan nilai tambah bagi produk lokal. Salah satu contoh nyata keberhasilan langkah ini bisa ditemukan di Blitar, Jawa Timur, melalui kiprah PT Sinergi Pangan Mandiri (SIPAMAN), unit usaha dari Koperasi Putra Blitar.
Sejak resmi berdiri sebagai badan hukum pada akhir 2024, SIPAMAN telah memfokuskan diri pada pengolahan telur ayam menjadi tepung telur. Setiap harinya, mereka mampu memproduksi hingga 210 kilogram tepung telur, yang kini digunakan oleh industri makanan berskala nasional.
“Kami ingin agar peternak rakyat tidak hanya menjual telur mentah, tapi juga bisa menghasilkan produk turunan bernilai tinggi,” ujar Sukarman, Ketua Koperasi Putra Blitar yang juga pemilik SIPAMAN.
Produk tepung telur SIPAMAN – termasuk whole egg powder, egg yolk powder, dan egg albumen powder – telah dimanfaatkan oleh berbagai pelaku industri, termasuk PT Ajinomoto Indonesia, dengan total volume pasokan yang sudah mencapai empat ton.
Teknologi dan Kemitraan Jadi Kunci
SIPAMAN memanfaatkan teknologi Agutated Pan Drying dalam proses produksinya, memastikan efisiensi dan kualitas produk tetap terjaga. Tak hanya itu, perusahaan ini menerapkan prinsip Zero Waste Production, mengolah limbah seperti kulit telur menjadi pupuk organik dan pakan tambahan untuk ternak atau ikan. Pendekatan ini turut membuka peluang bagi UMKM lokal dan memperkuat ekonomi sirkular di wilayah sekitar.
Dalam memperluas jaringan pemasaran dan distribusi, SIPAMAN juga menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan strategis seperti PT Ariane Kunci Sukses, PT Nusa Pelangi Chemindo, PT Synergi Mitra Abadi, PT Happy Agri Indonesia, serta PT CLP Indonesia.
Produk mereka telah mengantongi sertifikat halal, serta dokumen penting seperti COA (Certificate of Analysis) dan MSDS (Material Safety Data Sheet), menjadikannya siap bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Apresiasi dari Kementerian Pertanian
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan apresiasi atas pencapaian SIPAMAN dalam mendorong hilirisasi produk peternakan.
“Langkah ini menunjukkan bahwa peternak lokal bisa naik kelas jika didukung inovasi dan kolaborasi yang kuat. Hilirisasi bukan hanya menghasilkan produk akhir, tapi juga memberi dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi peternak,” jelas Agung.
Dengan target peningkatan kapasitas produksi hingga 30–40 ton per bulan dan penambahan 12 unit mesin baru di tahun ini, SIPAMAN membuktikan bahwa pelaku usaha lokal mampu menjadi bagian dari ekosistem agribisnis nasional yang kuat dan terintegrasi.