Padang (10 Juni 2025) – Susu kembali menjadi sorotan utama dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Susu Nusantara, Universitas Andalas menyelenggarakan Webinar Nasional bertema "Inovasi dan Keberlanjutan Produksi dalam Mencegah Stunting," yang menegaskan pentingnya memperkuat ekosistem susu dari hulu hingga hilir.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengungkapkan bahwa susu adalah salah satu intervensi gizi paling strategis dalam masa pertumbuhan anak. Dengan kandungan protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral penting, susu menjadi bagian penting dari upaya menurunkan prevalensi stunting yang kini berada di angka 19,8% berdasarkan data SSGI 2024.
“Peningkatan konsumsi susu bukan hanya soal kesehatan, tapi juga investasi untuk mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Agung.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Kementerian Pertanian menargetkan penambahan populasi satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging hingga 2029. Dukungan dari para pelaku usaha telah mulai menunjukkan hasil, dan pemerintah pun membuka ruang investasi serta mempermudah regulasi untuk mempercepat pertumbuhan industri susu nasional.
Dalam mendukung hal tersebut, BIB Lembang turut mengambil peran strategis sebagai penyedia bibit pejantan unggul berkualitas, termasuk sapi perah yang mampu menghasilkan keturunan produktif dan adaptif. Melalui pemanfaatan teknologi reproduksi dan pembibitan yang terstandar, BIB Lembang berkomitmen memperkuat populasi sapi perah nasional dari sisi hulu.
Kegiatan pemberian susu gratis kepada lebih dari 5.600 siswa dan guru di Banyumas, sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menjadi salah satu langkah nyata dalam meningkatkan konsumsi susu sejak usia dini. Program ini sejalan dengan semangat BIB Lembang dalam mendukung ketahanan pangan hewani yang bergizi dan berkelanjutan.
Guru Besar IPB dan anggota Badan Gizi Nasional, Prof. Epi Taufik, menambahkan bahwa edukasi publik adalah kunci dalam meningkatkan konsumsi susu nasional. “Perubahan pola konsumsi tak akan terjadi tanpa pemahaman yang kuat tentang manfaat gizi dari susu,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Arief dari Universitas Andalas menyoroti pentingnya pengembangan peternakan sapi perah rakyat. Menurutnya, keberhasilan peningkatan produksi susu bergantung pada dukungan populasi ternak dan sistem pemasaran yang efisien.
“Peran serta pemerintah, pelaku industri, dan dunia usaha melalui program CSR sangat dibutuhkan untuk menyerap hasil peternakan dan mendukung gerakan minum susu gratis,” tegas Prof. Arief.
BIB Lembang siap bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan guna memperkuat produksi bibit sapi perah nasional dan mendorong pemanfaatan inseminasi buatan (IB) secara masif di lapangan. Melalui langkah ini, kami berharap dapat berkontribusi langsung dalam membentuk generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan bebas stunting.