Lembang — Dalam rangka menjaga kesehatan ternak dan menjamin mutu genetik pejantan unggul, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang secara konsisten melaksanakan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) setiap enam bulan sekali. Kegiatan ini merupakan bagian dari sistem biosekuriti ketat yang diterapkan demi mencegah potensi penyebaran penyakit menular pada sapi-sapi pejantan unggulan, juga sebagai komitmen dalam menjaga kesehatan ternak dan mendukung program peningkatan populasi ternak nasional melalui Inseminasi Buatan yang sehat, aman, dan berkualitas.
Pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh tim medik dan paramedik profesional BIB Lembang, dengan pengawasan ketat dan prosedur sesuai standar kesehatan hewan nasional.
Kepala BIB Lembang, Gun Gun Gunara, menegaskan pentingnya vaksinasi ini sebagai bagian dari tanggung jawab balai dalam menjaga kualitas genetik nasional.
“Kami tidak hanya menjaga kualitas semen beku, tapi juga kesehatan dan kesejahteraan setiap pejantan. Vaksinasi PMK adalah langkah preventif penting yang terus kami jalankan secara disiplin,” ungkapnya.
Koordinator Medik, Rudi Harsono, menjelaskan bahwa vaksinasi dilakukan berdasarkan penilaian kondisi kesehatan individu ternak dan dilaksanakan secara sistematis.
“Kami pastikan setiap pejantan mendapatkan penanganan sesuai kebutuhan klinisnya. Jadwal vaksinasi disusun untuk memastikan efektivitas kekebalan terhadap PMK tetap terjaga,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Paramedik, Diman Sudirman, menambahkan bahwa kesiapan tim lapangan menjadi faktor penting dalam kelancaran pelaksanaan vaksinasi.
“Kami di lapangan bekerja sesuai SOP, mulai dari penanganan hewan, pencatatan data, hingga observasi pasca vaksin. Semua dilakukan dengan fokus dan ketelitian,” katanya.
Katimker Manajemen Pemeliharaan Ternak, Asep Kurnia, juga menekankan bahwa kegiatan ini telah menjadi bagian dari sistem pemeliharaan harian.
“Dengan vaksinasi rutin, kami menjaga kondisi kesehatan pejantan tetap stabil dan siap produksi. Ini bagian dari tanggung jawab kami terhadap kualitas genetik yang dihasilkan,” ungkapnya.